Bahaya di Balik Jatuhnya Satelit Rusia



Phobos-Ground, pesawat yang dirancang untuk menunjukkan kedigdayaan Rusia dalam penjelajahan angkasa luar, dalam misi menuju satelit Mars, justru berakhir tragis. Phobos gagal terbang saat diluncurkan 9 November lalu, dan bakal jatuh ke Bumi hanya dalam tempo beberapa hari mendatang.

Badan Angkasa Luar Rusia, Roscosmos memprediksi, pesawat tak berawak itu akan masuk ke orbit Bumi dan jatuh di Samudera Hindia dekat Madagaskar pada Minggu (15/1) atau Senin (16/1) depan. Kapan waktu persisnya pesawat itu akan mendarat ke Bumi, belum ditentukan.


Jatuhnya Phobos-Ground terjadi hanya dua setengah bulan sejak ia diluncurkan. Pesawat ini mengalami kesalahan teknis yang membuatnya terdampar di orbit sekitar Bumi, alih-alih menuju satelit Mars untuk mengumpulkan sampel tanah.

Para ahli mengatakan, satelit, dengan berat 14,6 ton adalah salah satu pesawat terbesar yang jatuh ke Bumi, namun, ia diperkirakan tidak memiliki potensi memicu musibah bagi manusia. Meski demikian, potensi bahaya ada pada 12 ton bahan bakar roket yang belum sempat dipakai dalam perjalanannya ke Phobos -- satelit Mars yang bentuknya mirip kentang penyok.

Namun, Roscosmos bersikukuh, bahan bakar akan terbakar seluruhnya, dan tak membahayakan mahluk Bumi. Roscosmos juga memperdiksi, hanya ada 20 sampai 30 fragmen satelit Phobos, dengan total berat 200 kilogram, yang lolos pembakaran atmosfer.

"Bahan bakar memang berpotensi menyebabkan bahaya mematikan jika kontak dengan manusia. Namun, saya belum pernah mendengar satu kasus pun di mana ada manusia teracuni bahan bahan bakar roket dari pesawat yang gagal atau terlantar sepanjang sejarah penerbangan luar angkasa," kata Igor Lissov, pengamat luar angkasa independen asal Moskow.

"Fakta obyektif yang akan terjadi, ia akan terbakar saat masuk kembali ke Bumi. Tak ada alasan untuk panik."

Namun, sejumlah ahli yakin, bahan bakar satelit itu membeku, oleh karena itu ia bisa selamat dari pembakaran atmosfer. Akibatnya, bisa berbahaya jika ia  bocor di daerah berpenduduk.

Kekhawatiran ini dijawab insinyur dari perusahaan NPO Lavochkin, Moskow, yang membangun pesawat itu. Dalam sebuah artikel, ia mengatakan tangki bahan bakar satelit dibuat dari campuran alumunium.

Itu berarti, bahan bakar akan mencair dan terbakar saat memasuki atmosfer bumi.

Sementara, Jonathan McDowell dari  Harvard-Smithsonian Centre for Astrophysics di Cambridge, Massachusetts mengatakan, kemungkinannya tipis, bahwa bahan bakar roket yang beracun akan membahayakan manusia.

Misi Phobos-Ground yang berbiaya US$ 170 juta adalah usaha Rusia yang paling mahal dan paling ambisius sejak berakhirnya era  Uni Soviet. (Daily Mail)

0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Premium Themes | Website by Roynata - Premium Blogger Themes